Jumat, 15 Januari 2016

Fara, PNS yang Gabung Gafatar itu Ternyata Pintar, Dijemput Lelaki Bercelana Cingkrang

DINAS Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPUCKTR) Pemprov Jatim mengakui bahwa ada pegawainya yang hilang tanpa keterangan sejak 19 Nopember 2015, yaitu Faradina Ilma. Wanita yang diangkat menjadi pegawai melalui tes CPNS umum sejak tahun 2014 itu merupakan pegawai DPUCKTR Bidang Tata Ruang.
Ia dikenal sebagai pegawai yang rajin, aktif dan supel dalam bergaul. Hal itu disampaikan Kepala  Dinas DPUCKTR Gentur Sandjoyo, Rabu (13/1).

Pihaknya menyatakan, Fara, begitu ia biasa disapa adalah karyawan yang rajin dan termasuk berprestasi.  
”Dia pegawai rajin dilihat dari tugas tugas yang selalu dapat dikerjakan tepat waktu. Dia melamar ke sini sebagai lulusan Planologi Undip. Dia juga sedang sekolah master di universitas dan jurusan yang sama. Dia anak yang pintar,” kata Gentur.  

Lebih lanjut, pria berkacamata ini menyebutkan, selama menjadi pegawai di instansinya, Fara termasuk anak yang supel. Dengan pegawai pegawai lain, dia juga tampak grapyak dan tidak tertutup. Meski begitu berdasarkan informasi yang ia himpun Fara tidak pernah ketahuan ada perilaku yang aneh.Apalagi menunjukkan tanda tanda ikut gerakan organisasi yang dilarang pemerintah. ”Dia kalau ke kantor itu naik sepeda onthel begitu, karena kosnya dekat di sini di Jambangan,” imbuhnya. Fara sudah tidak masuk bekerja sejak 19 November 2015. Saat itu Fara beralasan  tidak  bisa  pergi  ke kantor karena alasan sakit.

Kasie Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Bidang Tata Ruang Wawan Cahyoko sempat mengontak Fara keesokan harinya untuk menanyakan kondisinya. Saat itu nomor ponsel Fara masih aktif. ”Pas saya telepon memang sengau begitu suaranya, saya telepon niatnya memang untuk cek kondisinya apa sudah sembuh atau bagaimana. Tapi katanya memang masih sakit,” ulas Wawan.

Akan tetapi ternyata pada 21 November hingga 22 November saat pihaknya mencoba menghubungi kembali, nomor Fara sudah tidak bisa dikontak.
Wawan segera meminta rekan dekat Fara di kantor untuk mengecek di kos-kosan Fara di Jambangan.  
Namun, saat dikunjungi ke sana kamar kos Fara sudah kosong. Barang barang milik Fara sudah tidak ada yang tersisa.”Dia meninggalkan surat di pintu. Katanya ia pamitan, karena dia pindah kos,” cerita Wawan. Pihak DPUCKTR segera menghungi orang tua Fara. Dan ternyata pihak orang tuanya pun juga tidak  mengetahui kepergian Fara.

Sebab Fara juga tidak memberi kabar ke orang tuanya. Akhirnya mereka memutuskan untuk melaporkan hilangnya Fara ke polsek setempat.”Kami sama sekali tidak bisa menduga kalau dia ikut organisasi tertentu. Sebab perawakannya juga biasa, tidak begitu menonjol juga tidak pendiam. Penampilannya juga bukan pake cadar atau semacamnya,” tuturnya. Bukan hanya para atasan yang merasa kehilangan Fara. Beberapa rekan Fara juga merasakan hal serupa.  Salah satunya adalah Sujarwanto.

Rekan Fara di DPUCKTR ini memang sudah tak pernah kontak dengan Fara sejak gadis berambut ikal itu  menghilang.Yang ia ingat, kesan tentang Fara adalah gadis yang ramah dan energik. ”Kalau ke kantor naik sepeda  begitu. Tapi kadang dia suka dijemput oleh lelaki, kayaknya pacarnya ya. Yang celananya cingkrang  dan berjenggot tipis,” ulasnya.